Sebab
Hati yang Menjadi Saksi
Catatan Reuni Perak 08062019
Melakukan sesuatu,
tentu didasari tujuan atau setidaknya alasan kenapa kita melakukannya. Begitu juga
saat aku memutuskan untuk bersedia terlibat dalam kepanitiaan Reuni Perak Alumni
SMP Negeri 1 Miri Angkatan ’94. Tentu ada alasan-alasan yang membuatku larut di
dalamnya.
Yang pasti, aku
melakukan untuk tujuan yang positif, bukan sekadar hura-hura atau buang-buang
waktu. Aku yakin, akan ada berkah dan hikmah di dalamnya. Sekecil apa pun, asal
sesuatu itu diniati dalam rangka kebajikan, insya Allah akan mendatangkan
kebaikan pula, minimal untuk aku peribadi.
Oiya, dalam catatan
ini, aku menggunakan kata ganti ‘aku’ biar terkesan akrab ya.
Banyak yang panggil aku Jay. Barangkali ada yang
belum tahu, cerita apa di balik itu. Namaku memang simpel saja, cukup KARKONO.
Namun, dalam karya-karya, aku biasa menggunakan dua nama pena, kadang Karkono
Kamajaya, kadang Karkono Supadi Putra. Teman yang sudah merasa dekat denganku,
biasanya akan memanggilku Jay, dari kata Kamajaya. Itu bagiku lebih akrab dan
nyaman didengar daripada misalnya Pak Dosen. Kesannya ada jarak di sana. Siapa
saja boleh memanggilku sesuka meraka sih. Namun, yang memanggilku Jay, biasanya
sudah merasa dekat denganku dan aku merasa dekat dengannya, tak ada jarak,
nyaman saja.
Dari moment helatan
Reuni Perak ini, yang paling utama adalah, aku belajar banyak hal bagaimana
berkomunikasi dengan beragam karakter manusia. Meskipun ini teman satu angkatan
saat SMP, tetapi dalam kurun waktu 25 tahun, tentulah para alumni tumbuh dengan
kondisi yang berbeda satu dan yang lain. Namun, justru ini tantangan terbesar
yang harus aku hadapi. Aku berusaha untuk tetap bertahan dan menikmati peranku
di sini. Sesekali, aku pernah merasa lelah. Lelah bukan sebab pekerjaan yang
harus aku lakukan, tetapi lelah menghadapi beragam karakter itu. Namun, itulah
hidup, siap dengan berbagai situasi dan kondisi, siap berinteraksi dengan
beragam sifat manusia.
Alhamdulillah, aku
wajib bersyukur sebab pada akhirnya acara reuni itu digelar, apa pun dan
bagaimana pun bentuknya. Secara pribadi, aku belum puas dengan hasilnya, tetapi
ini sudah semaksimal yang berhasil disuguhkan. Aku wajib bersyukur pula, sebab
aku lebih banyak berinteraksi dengan teman-teman panitia yang dengan senang
hati menerimaku. Bahkan, jujur kadang aku sungkan sebab ada beberapa ideku yang
mendominasi di sana. Bersyukur sebab mereka terbuka memahami dan menerima ideku
yang tidak selalu dapat dipahami oleh orang awam.
Sebagai contoh,
pembuatan film.
Ini bukan sekadar
isapan jempol belaka. Teman-teman bisa menerima ideku dan antusias
melakukannya. Kadang, aku merasa terharu. Ini sebuah karya yang mengedepankan
kreativitas, tetapi barangkali ada saja suara sumbang yang kurang suka. Btw,
alhamdulillah film itu berhasil diproduksi dan aku salut dengan teman-teman
yang turut terlibat dalam proses produksi film itu. Manfaat film ini barangkali
tidak secara langsung. Namun, sebagai contoh, saat trailer film ini aku unggah
di Youtube, sudah lebih dari seribu kali dilihat. Secara tidak langsung, ini
juga branding nama sekolah kami kan. Apalagi, setting utama film ini di
sekolah. Semua sisi coba dieksplore, secara tidak langsung juga promosi
sekolah.
Satu lagi, di kepanitiaan
ini kami larut dalam kerja sama yang indah. Semua fokus mempersembahkan acara
yang nantinya akan mengesankan. Ini yang membuatku bersemangat. Hal-hal yang
aku yakin di mata mereka baru, mereka berusaha menerima, entah aku tidak tahu
bagaimana isi hati mereka sih. Namun, yang pasti, semua aku niatkan untuk
kebaikan. Bukan ada niat untuk menajdi yang terdepan atau sebatas cari muka.
Ini yang semakin membuatku antusias dan yakin ini akan membuahkan hasil yang
baik pula di akhir nanti.
Setahuku, ini adalah
kali pertama reuni alumni SMP Negeri 1 Miri yang digelar di halaman sekolah.
Sebelumnya, cenderung dilakukan di dalam aula. Kali ini, konsepnya mendirikan
tenda di halaman. Sempat ragu juga dengan ide ini. Namun, aku wajib berterima
kasih kepada beberapa guru yang dapat menerima ide ini dan bahkan membantu
merealisasikannya. Sekadar info, ada juga yang sejatinya kurang setuju dengan
berbagai pertimbangan jika reuni diadakan di halaman sekolah yang banyak
tanaman. Alhamdulillah, para guru mendukung dan mengomunikasikannya ke pihak
yang memberikan keputusan.
Ini acara memang tidak
biasa.
Aku menekankan ke
teman-teman agar benar-benar serius mengerjakannya sebab ini moment istimewa,
moment dua puluh lima tahun, reuni perak. Dan, terjadilah... konsep acara yang
tidak biasa. Acara reuni memakai tenda yang tidak biasa, konsumsi yang
prasmanan dan di konsep ala garden party, ada dresscode, ada tema, ada
doorprise ada gift berupa paperbag, buku kenangan dan kaos. Serta
yang istimewa, ada dokumentasi berupa video dan foto dari tim yang memang sudah
profesional. Biaya untuk peserta hanya dua puluh lima ribu. Ah, ini bukan soal
angkatan kami orangnya pada mampu atau tidak. Namun, ini persoalan mengelola sinergi
di antara kami. Aku yakin, angkatan lain pun banyak yang mampu dari segi
materi. Tinggal bagaimana kita mengemasnya dan mengomunikasikan dengan
teman-teman.
Ini benar-benar kerja
gotong royong.
Acara reuni ini bukan
disponsori oleh satu pihak atau seorang saja. Siapa saja dari kami,
dipersilakan jika ingin berkontribusi. Dan, ternyata memang demikian. Iuran
donatur yang beragam, berkumpul menjadi satu dan bahkan sebelum acara digelar,
biaya sudah tercover semua. Ibaratnya, acara ini tidak ada yang datang pun,
panitia tidak menanggung kerugian dari segi biaya. Ini membuktikan jika kepercayaan adalah kunci
utama. Aku yakin, teman-teman yang bersedia berdonasi, tentu didasari atas
kepercayaan pada panitia. Itu yang coba kami bangun di internal panitia.
Prinsip panitia, kalau bisa kami memberi, bukan mendapatkan untung.
Untuk itu, ucapan
terima kasih tiada lupa aku sampaikan ke semua teman alumni ’94 yang sudah
membantu menyukseskan acara ini yang tidak bisa aku sebut satu per satu.
Yakinlah, dana, pikiran, waktu, dan tenaga yang kalian berikan, tidak pernah
sia-sia. Ini bukan sekadar acara hura-hura, ini adalah acara silaturahim yang
indah. Aku pribadi berusaha menekankan pada titik ini. Akan selalu ada berkah
dalam setiap silaturahim. Persoalan akan ada dampak buruk usai digelarnya acara
reuni, itu kembali pada pribadi masing-masing. Misalnya CLBK. Hari ini, saat
kecanggihan teknologi menjadi tradisi, ada atau tidak ada reuni bukankah semua
sudah terhubung melalui perantara alat komunikasi. Sebagai contoh, grup WA
sudah ada jauh sebelum ide reuni ini digagas. Maka, semua aku kembalikan pada
niat. Kalau ada dampak buruk akibat reuni, itu semua di luar kuasa kami.
Apakah ada suara
sumbang di sana?
Ah, itu sudah biasa
kali. Saat kita melakukan sesuatu, saat itu pula akan ada dua pihak yang
berbeda: mendukung dan menentangnya. Tinggal kita yakin atau tidak pada yang
kita lakukan. Semua itu aku anggap sebagai dinamika. Yang tidak suka, aku
anggap sebagai selingan, barangkali sebab mereka iri saja. Sebab, jika kita
hanya mendengarkan omongan orang, yakinlah, kita tak akan pernah bisa melakukan
apa-apa.
Spesial teruntuk
semua teman panitia. Jujur, aku bangga dan salut dengan kalian. Kalian bekerja
dengan hati, dan aku yakin, hati-hati dari jiwa-jiwa yang bersih yang akan
sanggup melihat kerja kita. Kita sudah mempersembahkan yang terbaik. Kalau ada
kekurangan itu wajar sebab memang kesempurnaan hanya milik Allah. Yang menjadi
wilayah kita adalah ikhtiar semaksimal mungkin. Aku mencintai kalian karena
Allah. Dari lubuk hati yang terdalam, aku berdoa semoga persaudaraan kita
langgeng. Aamiin.
Alhamdulillah, acara
reuni itu berjalan lancar.
Banyak yang terkejut
dengan apa yang terjadi saat hari H. Secara fisik, reuni itu berlangsung
terkesan mewah dan elegan. Dari segi yang datang memang belum maksimal, tetapi
dari tiga reuni angkatan ini yang selalu aku ikuti, ini yang paling banyak yang
datang. Panitia kompak menggunakan dresscode yang sudah disepakati. Tidak
ada halangan yang terjadi misal kecelakaan fisik manusia atau teknis misal
listrik mati atau apa. Tidak ada kekerasan atau aksi kriminal lain, hehe.
Secara umum lancar. Bahkan saat laporan keuangan, justru masih ada saldo di
atas satu juta yang bisa dimasukkan ke dalam kas angkatan. Aku sangat terharu
dengan hal ini. Aku pribadi bersyukur pada Allah, aku merasa ‘menang’, terutama
membuktikan pada mereka yang kurang senang dengan acara ini.
Teman-teman panitia,
saat berinteraksi kadang emosi tak terkendali, kadang perasaaan diperturutkan
dan mencipta luka di hati. Aku memohon keikhlasan teman-teman untuk saling memaafkan
satu dan yang lainnya. Kita sudah bekerja dari hati dan dengan hati. Yakinlah,
Allah akan melihat semuanya. Sebab kepada Allah kita berserah diri dan kembali.
Selalu ada hikmah di balik semua peristiwa SALAM SATU JIWA
BalasHapusAku tidak tahu kenapa dan bagaimana, tapi aku yakin dengan apa yang kurasakan setelah 25 Tahun tak berjumpa dengan teman2ku putih biru , Bahagia , haru bertemu lagi sudah di usia 40 tahun .... dan tak lupa aku ucapkan terimakasih buat Jay dan teman2 panitia serta teman2 yang lainnya yang sudah mempersembahkan reuni perak yang luar biasa ini smoga talisilahturahmi kita tidak putus walau kita semua sekarang di pisahkan jarak harapanku tetap kompak dan selalu kita menjalin kebersamaan
BalasHapus"TIADA KESAN TANPA KEHADIRANMU" Aku akan kangen kalian semua
Aku Ra Komen okeh2 Jay , pokoke Kerupuk Wadahi Bathok " Mathuk Thok "
BalasHapus