Rabu, 12 Juni 2019

Sebab Hati yang Menjadi Saksi


Sebab Hati yang Menjadi Saksi

Catatan Reuni Perak 08062019

Melakukan sesuatu, tentu didasari tujuan atau setidaknya alasan kenapa kita melakukannya. Begitu juga saat aku memutuskan untuk bersedia terlibat dalam kepanitiaan Reuni Perak Alumni SMP Negeri 1 Miri Angkatan ’94. Tentu ada alasan-alasan yang membuatku larut di dalamnya.
Yang pasti, aku melakukan untuk tujuan yang positif, bukan sekadar hura-hura atau buang-buang waktu. Aku yakin, akan ada berkah dan hikmah di dalamnya. Sekecil apa pun, asal sesuatu itu diniati dalam rangka kebajikan, insya Allah akan mendatangkan kebaikan pula, minimal untuk aku peribadi.
Oiya, dalam catatan ini, aku menggunakan kata ganti ‘aku’ biar terkesan akrab ya.
Banyak  yang panggil aku Jay. Barangkali ada yang belum tahu, cerita apa di balik itu. Namaku memang simpel saja, cukup KARKONO. Namun, dalam karya-karya, aku biasa menggunakan dua nama pena, kadang Karkono Kamajaya, kadang Karkono Supadi Putra. Teman yang sudah merasa dekat denganku, biasanya akan memanggilku Jay, dari kata Kamajaya. Itu bagiku lebih akrab dan nyaman didengar daripada misalnya Pak Dosen. Kesannya ada jarak di sana. Siapa saja boleh memanggilku sesuka meraka sih. Namun, yang memanggilku Jay, biasanya sudah merasa dekat denganku dan aku merasa dekat dengannya, tak ada jarak, nyaman saja.
Dari moment helatan Reuni Perak ini, yang paling utama adalah, aku belajar banyak hal bagaimana berkomunikasi dengan beragam karakter manusia. Meskipun ini teman satu angkatan saat SMP, tetapi dalam kurun waktu 25 tahun, tentulah para alumni tumbuh dengan kondisi yang berbeda satu dan yang lain. Namun, justru ini tantangan terbesar yang harus aku hadapi. Aku berusaha untuk tetap bertahan dan menikmati peranku di sini. Sesekali, aku pernah merasa lelah. Lelah bukan sebab pekerjaan yang harus aku lakukan, tetapi lelah menghadapi beragam karakter itu. Namun, itulah hidup, siap dengan berbagai situasi dan kondisi, siap berinteraksi dengan beragam sifat manusia.


Alhamdulillah, aku wajib bersyukur sebab pada akhirnya acara reuni itu digelar, apa pun dan bagaimana pun bentuknya. Secara pribadi, aku belum puas dengan hasilnya, tetapi ini sudah semaksimal yang berhasil disuguhkan. Aku wajib bersyukur pula, sebab aku lebih banyak berinteraksi dengan teman-teman panitia yang dengan senang hati menerimaku. Bahkan, jujur kadang aku sungkan sebab ada beberapa ideku yang mendominasi di sana. Bersyukur sebab mereka terbuka memahami dan menerima ideku yang tidak selalu dapat dipahami oleh orang awam.
Sebagai contoh, pembuatan film.
Ini bukan sekadar isapan jempol belaka. Teman-teman bisa menerima ideku dan antusias melakukannya. Kadang, aku merasa terharu. Ini sebuah karya yang mengedepankan kreativitas, tetapi barangkali ada saja suara sumbang yang kurang suka. Btw, alhamdulillah film itu berhasil diproduksi dan aku salut dengan teman-teman yang turut terlibat dalam proses produksi film itu. Manfaat film ini barangkali tidak secara langsung. Namun, sebagai contoh, saat trailer film ini aku unggah di Youtube, sudah lebih dari seribu kali dilihat. Secara tidak langsung, ini juga branding nama sekolah kami kan. Apalagi, setting utama film ini di sekolah. Semua sisi coba dieksplore, secara tidak langsung juga promosi sekolah.
Satu lagi, di kepanitiaan ini kami larut dalam kerja sama yang indah. Semua fokus mempersembahkan acara yang nantinya akan mengesankan. Ini yang membuatku bersemangat. Hal-hal yang aku yakin di mata mereka baru, mereka berusaha menerima, entah aku tidak tahu bagaimana isi hati mereka sih. Namun, yang pasti, semua aku niatkan untuk kebaikan. Bukan ada niat untuk menajdi yang terdepan atau sebatas cari muka. Ini yang semakin membuatku antusias dan yakin ini akan membuahkan hasil yang baik pula di akhir nanti.
Setahuku, ini adalah kali pertama reuni alumni SMP Negeri 1 Miri yang digelar di halaman sekolah. Sebelumnya, cenderung dilakukan di dalam aula. Kali ini, konsepnya mendirikan tenda di halaman. Sempat ragu juga dengan ide ini. Namun, aku wajib berterima kasih kepada beberapa guru yang dapat menerima ide ini dan bahkan membantu merealisasikannya. Sekadar info, ada juga yang sejatinya kurang setuju dengan berbagai pertimbangan jika reuni diadakan di halaman sekolah yang banyak tanaman. Alhamdulillah, para guru mendukung dan mengomunikasikannya ke pihak yang memberikan keputusan.


Ini acara memang tidak biasa.
Aku menekankan ke teman-teman agar benar-benar serius mengerjakannya sebab ini moment istimewa, moment dua puluh lima tahun, reuni perak. Dan, terjadilah... konsep acara yang tidak biasa. Acara reuni memakai tenda yang tidak biasa, konsumsi yang prasmanan dan di konsep ala garden party, ada dresscode, ada tema, ada doorprise ada gift berupa paperbag, buku kenangan dan kaos. Serta yang istimewa, ada dokumentasi berupa video dan foto dari tim yang memang sudah profesional. Biaya untuk peserta hanya dua puluh lima ribu. Ah, ini bukan soal angkatan kami orangnya pada mampu atau tidak. Namun, ini persoalan mengelola sinergi di antara kami. Aku yakin, angkatan lain pun banyak yang mampu dari segi materi. Tinggal bagaimana kita mengemasnya dan mengomunikasikan dengan teman-teman.


Ini benar-benar kerja gotong royong.
Acara reuni ini bukan disponsori oleh satu pihak atau seorang saja. Siapa saja dari kami, dipersilakan jika ingin berkontribusi. Dan, ternyata memang demikian. Iuran donatur yang beragam, berkumpul menjadi satu dan bahkan sebelum acara digelar, biaya sudah tercover semua. Ibaratnya, acara ini tidak ada yang datang pun, panitia tidak menanggung kerugian dari segi biaya.  Ini membuktikan jika kepercayaan adalah kunci utama. Aku yakin, teman-teman yang bersedia berdonasi, tentu didasari atas kepercayaan pada panitia. Itu yang coba kami bangun di internal panitia. Prinsip panitia, kalau bisa kami memberi, bukan mendapatkan untung.
Untuk itu, ucapan terima kasih tiada lupa aku sampaikan ke semua teman alumni ’94 yang sudah membantu menyukseskan acara ini yang tidak bisa aku sebut satu per satu. Yakinlah, dana, pikiran, waktu, dan tenaga yang kalian berikan, tidak pernah sia-sia. Ini bukan sekadar acara hura-hura, ini adalah acara silaturahim yang indah. Aku pribadi berusaha menekankan pada titik ini. Akan selalu ada berkah dalam setiap silaturahim. Persoalan akan ada dampak buruk usai digelarnya acara reuni, itu kembali pada pribadi masing-masing. Misalnya CLBK. Hari ini, saat kecanggihan teknologi menjadi tradisi, ada atau tidak ada reuni bukankah semua sudah terhubung melalui perantara alat komunikasi. Sebagai contoh, grup WA sudah ada jauh sebelum ide reuni ini digagas. Maka, semua aku kembalikan pada niat. Kalau ada dampak buruk akibat reuni, itu semua di luar kuasa kami.
Apakah ada suara sumbang di sana?
Ah, itu sudah biasa kali. Saat kita melakukan sesuatu, saat itu pula akan ada dua pihak yang berbeda: mendukung dan menentangnya. Tinggal kita yakin atau tidak pada yang kita lakukan. Semua itu aku anggap sebagai dinamika. Yang tidak suka, aku anggap sebagai selingan, barangkali sebab mereka iri saja. Sebab, jika kita hanya mendengarkan omongan orang, yakinlah, kita tak akan pernah bisa melakukan apa-apa.
Spesial teruntuk semua teman panitia. Jujur, aku bangga dan salut dengan kalian. Kalian bekerja dengan hati, dan aku yakin, hati-hati dari jiwa-jiwa yang bersih yang akan sanggup melihat kerja kita. Kita sudah mempersembahkan yang terbaik. Kalau ada kekurangan itu wajar sebab memang kesempurnaan hanya milik Allah. Yang menjadi wilayah kita adalah ikhtiar semaksimal mungkin. Aku mencintai kalian karena Allah. Dari lubuk hati yang terdalam, aku berdoa semoga persaudaraan kita langgeng. Aamiin.


Alhamdulillah, acara reuni itu berjalan lancar.
Banyak yang terkejut dengan apa yang terjadi saat hari H. Secara fisik, reuni itu berlangsung terkesan mewah dan elegan. Dari segi yang datang memang belum maksimal, tetapi dari tiga reuni angkatan ini yang selalu aku ikuti, ini yang paling banyak yang datang. Panitia kompak menggunakan dresscode yang sudah disepakati. Tidak ada halangan yang terjadi misal kecelakaan fisik manusia atau teknis misal listrik mati atau apa. Tidak ada kekerasan atau aksi kriminal lain, hehe. Secara umum lancar. Bahkan saat laporan keuangan, justru masih ada saldo di atas satu juta yang bisa dimasukkan ke dalam kas angkatan. Aku sangat terharu dengan hal ini. Aku pribadi bersyukur pada Allah, aku merasa ‘menang’, terutama membuktikan pada mereka yang kurang senang dengan acara ini.


Teman-teman panitia, saat berinteraksi kadang emosi tak terkendali, kadang perasaaan diperturutkan dan mencipta luka di hati. Aku memohon keikhlasan teman-teman untuk saling memaafkan satu dan yang lainnya. Kita sudah bekerja dari hati dan dengan hati. Yakinlah, Allah akan melihat semuanya. Sebab kepada Allah kita berserah diri dan kembali.


3 komentar:

  1. Selalu ada hikmah di balik semua peristiwa SALAM SATU JIWA

    BalasHapus
  2. Aku tidak tahu kenapa dan bagaimana, tapi aku yakin dengan apa yang kurasakan setelah 25 Tahun tak berjumpa dengan teman2ku putih biru , Bahagia , haru bertemu lagi sudah di usia 40 tahun .... dan tak lupa aku ucapkan terimakasih buat Jay dan teman2 panitia serta teman2 yang lainnya yang sudah mempersembahkan reuni perak yang luar biasa ini smoga talisilahturahmi kita tidak putus walau kita semua sekarang di pisahkan jarak harapanku tetap kompak dan selalu kita menjalin kebersamaan
    "TIADA KESAN TANPA KEHADIRANMU" Aku akan kangen kalian semua

    BalasHapus
  3. Aku Ra Komen okeh2 Jay , pokoke Kerupuk Wadahi Bathok " Mathuk Thok "

    BalasHapus

Unggulan

The Short Story in The 21st Century

TJERITA AND NOVEL LITERARY DISCOURSE IN POST NEW  ORDER INDONESIA By Stefan Danerek Centre for Languages and Literature Lund Unive...